MUSEUM KOTA CHINA
“PENGEMBANGAN
KULINER KHAS CHINA”
A. Sejarah Kota China
Tabir tentang situs
kota kuno yang menggambarkan bandar perniagaan internasional di utara Kota
Medan sekitar abad XII-XVI atau antara tahun 1200-an sampai 1600-an masehi
terus diungkap dalam aktivitas arkeologi.
Tapi sayang, bukti-bukti sejarah yang harus digali masih banyak yang menilainya
murah. terlihat dari kondisi Situs Kota China di Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan, Kota Medan yang cukup memprihatinkan. Padahal situs ini merupakan
peninggalan sejarah berkelas dunia. Bahkan dimungkinkan memiliki benang merah
dengan sejumlah kerajaan besar di Nusantara, seperti halnya Kerajaan Majapahit
(1293-1500 M) dan masa kejayaan negeri bahari Kerajaan Sriwijaya (abad ke 7
sampai ke 13). Namun alat bukti peradaban masa lalu yang nilainya sangat tinggi
tersebut serasa diabaikan. Akses ke
wilayah situs ini masih berupa jalan tanah yang tidak diaspal, ke arah utara
melalui sawah padi dari jalan kecil yang menghubungkan Titipapan, sebuah
kampung yang tepat berada di selatan Labuhan Deli pada jalan utama Medan-Belawan
dan Hamparan Perak.
Perkampungan
di situs bersejarah tersebut, kini sudah banyak berdiri rumah-rumah permanen.
Penduduknya juga mayoritas dihuni suku Melayu. Sekitar tahun 70 hingga 80-an
pernah dihuni mayoritas suku Banjar. “Kalau dulu, cerita dari mulut ke mulut,
di sini mayoritas China. Tapi sekarang hanya tinggal satu kepala keluarga saja.
Itu pun menyewa rumah di sini,” pungkas salah satu tokoh masyarakat sekitar
Marzan. Bekas-bekas
penggalian atau ekskavasi yang
dilakukan sejumlah peneliti terlihat dibiarkan menjadi kolam air payau dan
bersemak. Salah satu contohnya terlihat di belakang rumah Mak Kaya. “Dulu di sini, mereka menggali hampir dua
meter.Luas galian sekitar 4x 5 meter. Tapi setelah selesai digali dibiarkan
begitu saja,” ujarnya. Bekas
penggalian yang terawat baik, hanya tampak di halaman depan Museum Situs Kota
Cina, satu lagi di sebelah belakangnya. Penjaga Museum Situs Kota Cina Ade
menyebutkan lahan bekas galian yang sekarang berada di halaman depan
museum tersebut merupakan hasil ekskavasi tahun 2012.Dari hasil penggalian
ditemukan tulang belulang, gading dan bekas perahu kuno.
Walikota
Medan Rahudman Harahap turut serta menyaksikan langsung penggalian waktu itu,”
katanya. Sedangkan
di sebelah belakang, kini dibangun Pusat Studi
Sejarah dan Ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) menjadi
kolam ikan. Dari
hasil penggaliannya menemukan sejumlah arca patung Budha. Pihak Pussis Unimed, Badan Arkeologi Medan
bekerja sama dengan peneliti/arkeologi asing, sekitar Maret 2013
menemukan sejumlah batu bata, kemungkinan merupakan dasar bangunan candi
ataupun cikal bakal sebuah istana.
Posisi
penggalian pada Maret 2013 persis di belakang vihara Budha Sekilas bercerita soal berdirinya Museum Situs
Kota China, menurut Ade dibangun tahun 2010. Berdiri persis di sisi bantaran
sungai kecil yang berhulu ke arah laut Selat Malaka. Ukuran bangunannya
sekira 5 x 10 meter menghadap sebuah jalan. Museum dibangun Pussis Unimed
bekerjasama dengan Badan Arkeologi Medan dan Pemerintah
Kota Medan. Tujuannya untuk tempat penyimpanan benda-benda kunohasil penemuan
dari penelitian dan penggalian yang dilakukan Pussis Unimed, Badan
Arkeologi Medan serta arkeolog, peneliti
asal Prancis, Kanada dan Jerman. Barang-barang yang ada di sini, berupa benda
atau bukti sejarah lainnya yang berhasil digali sejak tahun 1970-an, hingga
penggalian terakhir bulan Maret 2013.
Kepala Pussis Unimed Dr (Phil) Ichwan Azhari MS
mengakui minimnya perhatian terhadap situs-situs
sejarah di Sumatera Utara. Ia menyebut dalam komentar dan karya tulisnya,
umumnya tidak terawat sehingga menghadapi kerusakan. Hal ini akibat eksploitasi
penduduk dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya seperti pertanian,
perumahan, dan kegiatan penduduk lainnya. Ancaman kerusakan situs-situs sejarah
menurutnya, berawal dari rendahnya apresiasi masyarakat dan pemerintah tentang
pentingnya keberadaan situs-situs sejarah. Hal ini disebabkan masyarakat dan
pemerintah tidak merasakan manfaat langsung dari keberadaan situs-situs
tersebut. Manfaat langsung selama ini umumnya hanya dinilai dari manfaat
ekonomi saja. Sehingga
masyarakat cenderung menggunakan areal situs bersejarah untuk kegiatan lain
yang dinilai lebih menguntungkan. Seorang Konsultan
Bangunan Bersejarah (Heritage Consultant) di Kota Medan, Ir Soehardi Hartono
MSc pernah mengungkapkan, berlapisnya kekayaan dalam satu situs bersejarah dan
harus dilindungi. Baik itu berupa kekayaan nyata (tangible assets) maupun
kekayaan yang tidak nyata (intangible assets).
B. Pengembangan Kuliner Khas
China
Dewasa ini situs Kota China
sudah dijadikan Museum Kota China oleh Dr. Phil Ikhwan, MS beliau menjadi
pelopor, dan pengelola Museum Kota China tersebut. Setiap hari di Museum itu
dipenuhi generasi-generasi intelektual dari mulai anak-anak sekolah sampai
kepada mahasiswa, semuanya terlihat antusia dalam mengamati
peninggalan-peninggalan Kota China dahulunya. Namun ada satu hal yang perlu
dikembangkan dari Museum Kota China yaitu Kuliner Khas China, dari pengamatan penulis terhadap Museum Kota China masih terlalu minim
atau bahkan tidak ada tempat makanan baik itu makanan lokal maupun makanan khas
china. Pengembangan museum Kota China dengan menyediakan makanan khas china
akan lebih mengenalkan museum tersebut ketingkat Nasional bahkan ketingkat Internasional.
Di kota Medan umumnya sudah banyak dihuni oleh etnis China, dengan kata lain
untuk penyediaan makanan khas China akan berpeluang besar bagi kemajuan Museum
Kota China itu sendiri. Museum Kota China dengan benda-benda peninggalan nenek
moyang China sudah menjadi daya tarika bagi etnis china sendiri untuk
mengunjunginya, akan tetapi jika dilihat dari fasilitas museum tersebut
kemungkinan besar etnis China khususnya di medan tidak akan tertarika untuk
datang kedua kalinya ke museum tersebut. Akan tetapi jika museum tersebut
menyediakan makanan khas China (bagi yang muslim harus halal) maka kemungkinan
besar bahkan bisa dipastikan setiap orang etnis China datang ke medan maka
mereka akan merasa wajib berkunjung ke Museum Kota China yang berada di Medan
Marelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar